Cara Sukses Ternak Lele Bioflok Untung Besar
More Detail YurieBSF.com
Cara ternak lele dengan kolam terpal
Kelebihan beternak ikan lele kolam terpal adalah: lahan yang digunakan
tidak perlu luas, lebih Fleksibel karena kolam dapat dipindah dan
perawatan lebih mudah baik pengeringan, pembersihan, kontrol kualitas
maupun kuantitas air. Biayanya lebih murah, mudah atau praktis saat
panen, tidak mudah terkena banjir, kontaminasi dengan tanah dapat
dihindari dan lele hasil ternak juga bersih serta tidak berbau lumpur.
1. Konstruksi Kolam
terpal-kolam-lele
Dalam pemilihan bahan terpal haruslah cukup kuat dan tebal untuk menahan
tekanan air, jadi usahakan pilih terpal dengan hati–hati, karena ada
beberapa bahan terpal yang robek ketika menahan tekanan air yang cukup
kuat.
Dalam pembuatan kolam terpal ini yang harus diperhatikan adalah jumlah
dari populasi ikan lele dan luas kolam. Biasanya untuk 100 ekor lele
dewasa dibutuhkan kolam berukuran Panjang 2 m dan Lebar 1 m dengan Tinggi
0,6 m. Sedangkan untuk 200 ekor lele membutuhkan kolam berukuran Panjang
4 m dan Lebar 2 m dengan tingi 0,6 m. Jadi yang perlu diperhatikan adalah
luas kolamnya yaitu panjang kali lebarnya.
Kemudian siapkan kerangka kolamnya, kerangka bisa dari kayu, batako,
bambu, papan ataupun tanah dan usahakan kerangka kokoh agar tidak rusak
atau roboh saat diisi air. Untuk kolam terpal dengan dinding tanah, bisa
dilakukan penggalian lubang terlebih dahulu baru kemudian dilapisi
terpal. Sedangkan untuk kolam terpal dengan kerangka kayu, papan, bambu
atau batako bisa dibuat diatas permukaan tanah dengan ketinggian antara
0,5 – 1 m. Sebaiknya berikan juga pelindung atau peneduh di salah satu
bagian kolam, mengingat lele adalah ikan yang suka bersembunyi.
Setelah kerangka dipasang atau disiapkan dengan cara diikat pada kerangka
barulah bagian dalam kolam terpal dicuci dengan menggunakan sabun untuk
menghilangkan bau lem atau bau dari bahan kimia pada terpal yang dapat
membunuh benih ikan. Setelah itu, dibilas hingga bersih dan dikeringkan
selama satu hari. Barulah setelah itu kolam diisi dengan air hingga 20 cm
lalu diamkan selama kurang lebih satu minggu untuk proses pembentukan
lumut dan untuk pertumbuhan fitoplankton. Jangan lupa juga untuk
diberikan daun-daun seperti daun singkong atau pepaya, agar air kolam
berwarna hijau yang bagus untuk mencegah bau yang disebabkan karena
penguapan air kolam.
2. Pemilihan Bibit Unggul
Bibit atau benih lele yang unggul dapat kita lihat dengan memperhatikan
ciri–cirinya, yaitu: bibit lele aktif, gesit, gerakannya lincah dan
warnanya terang atau cerah dan punya ukuran yang kurang lebihnya terlihat
sama.
Penebaran benih juga tidak boleh asal, tidak boleh terlalu padat. Paling
banyak 200 – 400 benih tiap 400 meter persegi. Bibit juga jangan langsung
dimasukan ke kolam tapi taruh dulu dalam wadah untuk tahap perendaman
selama kurang lebih 30 menit, bertujuan agar bibit atau benih tidak kaget
saat masuk habitat baru, jadi perlu ada penyesuaian suhu dan air dulu.
Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada saat pagi atau malam hari,
dimana kondisi air relatif stabil tidak terlalu panas.
Setelah berumur 20 – 30 hari, lakukan penyortiran pada lele yang lebih
kecil dan pisahkan ke kolam lain. Ikan lele yang lebih kecil akan sulit
untuk mendapatkan makanan karena kalah cepat dengan yang lebih besar dan
ini bisa memperlambat laju pertumbuhan sebagian ikan. Maka penyortiran
harus di lakukan, itu sebabnya butuh 2 kolam ukuran sama untuk tempat
penyortiran lele yang kecil atau telat tumbuh.
4. Pakan Lele
Pakan Ikan Lele
Pakan bisa diberikan 2 atau 3 kali sehari, biasanya dilakukan 3 kali pada
jam 7 pagi, 5 sore dan 10 malam. Makanan bisa juga di berikan 4 kali,
tergantung pada kebutuhan ikan itu sendiri dan sebagai hewan nokturnal
yang aktif malam hari maka pemberian pakan di perbanyak sore serta malam
harinya.
Biasanya ikan lele makanan utamanya adalah pelet, kita dapat membeli
pelet di toko dengan beragam merk. Usahakan di dalamnya mengandung
nutrisi yang dibutuhkan ikan, seperti: protein hewani minimal 35%, lemak
10 – 16%, karbohidrat 15 – 25%, vitamin dan mineral. Jangan beri makan
terlalu berlebihan karena sisa pakan yang tidak terkonsumsi akan
mengendap dan menimbulkan racun atau amonia yang bisa menimbulkan
berbagai macam jenis penyakit pada ikan lele. Tetapi juga jangan sampai
kurang atau telat, sebagai hewan yang bersifat kanibal, lele akan makan
sesamanya untuk memenuhi kebutuhan pakan yang kurang.
Selain palet, ikan lele juga bisa diberi makanan alami lain, seperti:
bekicot, kerang, keong emas dan lainnya yang ada di sekitar. Makanan
alami ini selain menghemat pengeluaran juga bermanfaat menunjang
kebutuhan gizi dari ikan lele. Ada juga yang memberi pakan alami berupa
Kroto Semut Rangrang hasil budidaya sendiri, konon katanya pakan ini
lebih efisien dan efektif untuk ikan lele, jadi praktis dan jauh lebih
hemat yah.
5. Perawatan
cara-merawat-lele
Proses penguapan akan membuat air di dalam kolam berkurang maka perlu
tambahkan air sampai tingkat air kembali ke posisi normal, jangan sampai
terlalu dangkal agar lele tidak mati karena lelah dan kepanasan.
Ketinggian air juga bergantung usia lele, pada bulan pertama ketinggian
air 20 cm, pada bulan ke dua 40 cm dan pada bulan ke tiga 80 cm.
Air yang berwarna hijau (green water) adalah kualitas air yang baik untuk
ikan lele, karena lele tidak suka air jernih dan air akan berubah
berwarna merah ketika ikan sudah dewasa saatnya untuk siap di panen.
Perlu ditaruh tanaman peneduh, seperti: kangkung, daun talas dan eceng
gondok. Selain berfungsi sebagai tanaman peneduh, juga dapat menyerap
racun, bakteri dan parasit yang terkandung dalam air kolam.
Pergantian air kolam juga diperlukan, meskipun lele termasuk jenis ikan
yang tahan pada berbagai kondisi dan jenis air. Akan tetapi kondisi air
yang tidak diganti dalam jangka waktu lama akan menyebabkan air jadi bau
dan berdampak pada munculnya bebagai penyakit yang bisa menyerang lele.
Pergantian air sebaiknya dilakukan dengan membuang 10 – 30% air di kolam
dan menambahkannya kembali dengan jumlah yang sama, bukan mengganti
keseluruhan air kolam. Penggantian air bisa dilakukan seminggu sekali
atau 2 minggu sekali atau bisa juga tidak perlu sesering itu, yang
terpenting gantilah saat airnya sudah berbau dan lele banyak yang
mengambang.
Untuk pengendalian hama sendiri, karena ditempatkan di pekarangan rumah
maka terhindar dari burung pemangsa, ular sawah dan binatang predator
lain. Tapi untuk jaga – jaga bisa buat jaring di atas kolam agar tidak
dimasuki hewan liar atau hewan peliharaan yang bisa memakan benih lele.
Untuk penyakit lele dapat diberi obat-obatan yang banyak tersedia di toko
perikanan, bergantung pada jenis penyakitnya.
6. Masa Panen
Setelah kurang lebih selama 3 bulan, ikan lele siap untuk dipanen.
Pemanenan dilakukan dengan menyortir, memilih ikan yang layak untuk
dikonsumsi atau di jual. Ikan lele yang dipanen biasanya berukuran 4 – 7
ekor per kg atau 9 – 12 per kg bergantung keinginan pembeli. Sedangkan
lele yang ukurannya lebih kecil akan dipisahkan untuk dipelihara kembali.